Minggu, 03 Maret 2013

Fungsi dan pengertian OSI 7 layer

 
OSI (Open System Interconnection) dikembangkan oleh Internasional Standarization Organization (ISO) pada tahun 1984. OSI merupakan salah satu contoh protokol dalam jaringan komputer / host, dimana OSI ditujukan sebagai solusi untuk memberikan standarisasi kompabilitas jaringan sehingga tidak membatasi komunikasi antar produk maupun teknologi dari vendor yang berbeda dengan sistem yang berbeda pula.
Protokol OSI memiliki 7 layer atau lapisan. Layer 7, 6, dan 5 difokuskan untuk pelayanan dari suatu aplikasi, sedangkan layer 4, 3, 2, dan 1  difokuskan untuk aliran data dari host satu ke host lainnya atau dari ujung satu ke ujung yang lain (end-to-end). Berikut ini adalah penjelasan tentang fungsi dan kegunaan masing-masing layer.
a.         Layer 1 (Physical)
Ø  Fungsi
-    Layer ini Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan, dan pengkabelan.
Ø  Kegunaan
-       Menghubungkan komputer dengan media transmisi data pada sebuah jaringan.
Ø  Contoh
-       RJ-45, Ethernet, NRZI, dan LAN Card.
b.        Layer 2 (Data Link)
Ø  Fungsi
-       Mengatur pengiriman data dari interface yang berbeda, semisal pengiriman data dari Ethernet 802.3 menuju ke HDLC pada WAN.
Ø  Kegunaan
-       Mengelompokkan bit data menjadi frame sehingga memudahkan manajemen data.
Ø  Contoh
-       IEEE 802.3, HDLC, dan FDDI.
c.         Layer 3 (Network)
Ø  Fungsi
-       Addressing dan routing.
Ø  Kegunaan
-       Mendefinisikan alamat IP, membuat header untuk paket data atau frame, dan kemudian melakukan routing.

Ø  Contoh
-       IP, IPX, dan Appletalk DDP.
d.        Layer 4 (Transport)
Ø  Fungsi
-       Pemaketan data dan cek pengiriman data.
Ø  Kegunaan
-       Memecah data yang dikirim ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket data telah diterima dengan sukses, dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang atau gagal dikirim di tengah jalan.
-       Melakukan koneksi end-to-end.

Ø  Contoh
-       TCP, UDP, dan SPX.
e.         Layer 5 (Session)
Ø  Fungsi
-       Pengaturan jangka waktu hubungan / koneksi atar host.
Ø  Kegunaan
-       Mendefinisikan cara memulai, memelihara, atau menghancurkan koneksi. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama data.

Ø  Contoh
-       RPC, SQL, NFS, dan SCP.
f.          Layer 6 (Presentasi)
Ø  Fungsi
-       Pendefinisian format data, seperti ASCII text, binary, dan jpeg.
Ø  Kegunaan
-       Mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
-       Mengurus dan mengolah format data sehingga dapat dipahami oleh berbagai macam media.


Ø  Contoh
-       JPEG, ASCII, GIF, MP3, dan MPEG.
g.         Layer 7 (Aplikasi)
Ø  Fungsi
-       Pelayanan komunikasi pada suatu aplikasi.
Ø  Kegunaan
-       Mengurangi kompleksitas pada pemrograman sehingga memudahkan produksi sebuah program aplikasi.
-       Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan.

Ø  Contoh
-       Telnet, HTTP, FTP, dan SMTP.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar